Kecerdasan Buatan (AI) - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Jaringan syaraf adalah merupakan salah satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk mensimulasikan proses pembelajaran pada otak manusia tersebut. Istilah buatan di sini digunakan karena jaringan syaraf ini diimplementasikan dengan menggunakan program komputer yang mampu menyelesaikan sejumlah proses pembelajaran (Fausett, 1994).
Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Otak manusia terdiri dari neuron-neuron dan penghubung yang disebut sinapsis. Neuron bekerja berdasarkan sinyal yang diberikan neuron lain dan meneruskannya pada neuron lainnya. Diperkirakan manusia memiliki 1011 neuron. Masing-masing neuron saling berhubungan dengan jumlah hubungan tersebut mencapai 104 buah per neuron. Jadi jumlah koneksi untuk setiap neuron adalah 1015 buah. Neuron-neuron tersebut dapat bekerja secara paralel dengan kecepatan luar biasa. Dengan jumlah yang begitu banyak, maka otak manusia mampu mengenali pola, melakukan perhitungan, serta mengontrol organ-organ tubuh dengan baik. Neuron memiliki 3 komponen utama, yaitu dendrit, badan sel (soma) dan akson. Dendrit berfungsi menerima sinyal informasi dari satu atau beberapa neuron yang terhubung. Sinyal yang diterima oleh dendrit diteruskan ke badan sel. Jika total sinyal yang diterima oleh badan sel cukup kuat untuk mengaktifkan sebuah neuron, maka neuron tersebut akan mengirimkan sinyal ke semua neuron terhubung melalui akson. Jadi semua neuron hanya memiliki dua kemungkinan yaitu mengirimkan sinyal kepada neuron lain atau tidak.
Jaringan Syaraf Tiruan (JST) bertujuan
untuk meniru kemampuan manusia dalam beradaptasi dengan lingkungannya dan
belajar dari pengalaman. Jaringan
ini terdiri dari banyak simpul (node) pemroses yang dianalogikan dengan neuron pada otak. Proses matematis yang
ada dalam jaringan ini juga merupakan pendekatan pada cara kerja otak. Inti
dari proses pembelajaran pada Jaringan Syaraf Tiruan adalah untuk meminimumkan
error antara keluaran sistem dengan keluaran JST.
Dalam proses kerja JST, kemampuan kerjanya
paling dipengaruhi oleh proses belajarnya. JST harus menyesuaikan bobot-bobot
untuk melakukan pengolahan terhadap
sinyal-sinyal masukannya. Kemampuan untuk menyesuaikan bobot-bobot
itulah yang menentukan kemampuannya dalam belajar. Penyesuaian harga
bobot-bobot itu biasa dilakukan dengan cara memperbaharuinya dalam setiap
iterasi sampai bobot-bobot yang paling sesuai dicapai.
Materi secara lengkap bisa di downlod disini Jaringan Syaraf Tiruan
0 comments:
Post a Comment